Keberhasilan Pascapanen.


Apa Yang Membuat Panen itu Menjadi Berhasil ?
Keberhasilannya tidak lepas dari kegiatan budidaya seperti penanaman dan pemeliharan hingga akhirnya tiba saat panen. Pemanenan ni membutuhkan waktu, teknik, ketelitian, dan kesabaran. Oleh karena itu penanganan pascapanen turut berperan dalam menjaga kualitas cabai.

1.  Waktu Panen.
Umur panen dipengaruhi dengan lokasi penanaman. Tanaman akan lebih cepat panen dibandingkan didataran tinggi. Umur panen pertama 75-85 HST didataran rendah dan 85-95 HST didataran tinggi. Buah cabai masih terus mengalami proses pemasakan sampai buah masak penuh. Oleh karena itu, buah cabai harus dipetik saat masih bewarna hitam. Tujuannya agar cabai mencapai tingkat kemasakan yang optimal saat sampai dilokasi pemasaran.

Waktu panen yang baik adalah saat bobot buah masih optimal yaitu pagi hari. Tujuannya agar buah yang dipetik tidak terkontaminasi oleh organisme pembusuk.

2.  Cara panen.
Cara panennya denga memetik buah cabai beserta tangkainya. Lakukan secara berhati-hati agar ranting tidak patah. Selain itu buah yang dipanen dengan tagkai membuat bobot cabai lebih berat dan juga buah yang rusak harus dipanen. Selain itu  buah yang terserang penyakit sebaiknya ditempatkan diwadah terpisah.
 
3.  Pascapanen.
Pascapanen cabai mencakup sortasi, grading, penyimpanan dan pengemasan dengan cabai dipilih berdasarkan tingkatnya dan kualitasnya. Adapun buah yang sakit ditempatkan diwadah terpisah. Khusus cabai untuk industri pembuatan saus tangkai buah harus dibuah saat sortasi. Grading merupakan buah cabai proses klasifikasi. Setelah grading buah cabai ditempat yang teduh,cukup lembap dan sirkulasi udara baik. Tujuannya untuk mengurangi laju metabolisme. Penyimpanan dalam ruang memerlukan konstruksi ruang yang memliki cukup banyak lubang ventilasi.

4.  Pengolahan cabai untuk rumah tangga.
Terdapat dua jenis yang disediakan untuk dipasok ke pasaran, yaitu cabai segar dan cabai kering merupakan salah satu cara untuk mengatasi fluktuasi harga cabai yang tinggi. Terdapat tiga jenis cabai kering yaitu cabai rawit kering, cabai besar kering dan cabai paprika kering. Umumnya cabai rawit besar atau merah kering umumnya dijual dalam bentuk utuh sedangkan cabai paprika umumnya dijual dalam bentuk bubuk.

Pembuatan cabai kering mencakup sortasi, pencucian, blansing, dan pengeringan. Sebagai berikut :
•  Sortasi merupakan cabai merah yang dipilih tingkat kemasakannya diatas 60 %, segar, sehat dan fisiknya mulus. Jika belum maang akan menghasilkan cabai kering yang bewarna keputih – putihan.
•  Pencucian merupakan buah hasil sortasi dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan. Cabai yang dibelah juga akan menghasilkan cabai kering dengan warna yang lebih baik.
•  Blansing merupakan tujuan untuk mempercepat waktu pengeringan, mencegah terjadinya perubahan warna dan memperpanjang daya simpan. Blansing juga dapat mencegah cabai menjadi keriputdan bewarna kusam akibat proses pengeringan.
•  Pengeringan cabai dapat segera dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering.

Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Pengeringan alami caranya cabai dijemur selama 8 - 10 hari dengan panas matahari. Apabila cuaca tidak mendukung Pengeringan dilakukan selama 12 - 15 hari.
b. Pengeringan buatan dilakukan dengan di oven suhu 60 derajat selama 10 – 15 jam. Apabila kadar air mencapai 5 – 8% yang ditandai cabai mudah dipatahkan. Waktu untuk mencapai kadar air 20 – 25 jam ( cabai utuh ) dan 10 – 15 jam ( cabai belah ). Penyusutan berat sekitar 50 – 60% yaitu dari 30 kg cabai segar akan dihasilkan 4 – 5 kg cabai kering.

Selain cabai kering beberapa olahan cabai lain yang beredar dipasaran yaitu cabai bubuk, pasta cabai, manisan cabai, acar cabai dan saus cabai.

Demikian temen – temen dan kalian bisa mencoba nya sendiri kalau ingin mendapatkan keberhasilan yang penting yakin okee.


EmoticonEmoticon